MARHABAN AHLAN WASAHLAN BIHUDLUURIKUM SELAMAT DATANG !

in Bali

Rabu, 24 Agustus 2011

HASIL OBSERVASI KE SMPN CILACAP

BAB II
DESKRIPSI LOKASI


Pada penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan lokasi penelitian yaitu di SMP N 1 Cilacap yang beralamat di Jl. Jend. A. Yani 15 Cilacap 53213. Telp.(0282) 533152. Fak. (0282) 531133. Dalam bagian ini , penulis juga memaparkan gambaran nyata tentang lokasi penelitian serta beberapa informasi penting lainnya yang relevan dengan penelitian ini, mencakup sebagai berikut :
a.       Sejarah SMPN 1 Cilacap
b.      Visi, misi, dan tujuan SMPN 1 Cilacap
c.       Penjaminan mutu RSBI di SMPN 1 Cilacap  yang didalamnya memuat ; pertama pengertian Sekolah Bertaraf internasional (SBI); kedua landasan kebijakan; ketiga konsepsi dan karakteristik RSBI; keempat penjaminan mutu RSBI

A.    SEJARAH SMP NEGERI 1 CILACAP
SMP Negeri 1 Cilacap, dulu hanya bernama SMP Negeri. Hal ini dikarenakan saat itu hanya satu-satunya SMP yang ada pada masa itu (sekitar tahun 1944-an). Sebelum menjadi SMP Negeri, gedung yang sekarang berada di Jl. Jend. A. Yani no 15 ini, dulunya adalah Sekolah Dasar Belanda atau EUROPESE LAGERE SCHOOL / ELS (sekitar tahun 1941-1944-an).
Diperkirakan sekitar tahun 1944 hingga tahun 1947, SD Belanda (ELS) sudah beralih menjadi SMP Negeri. Hal ini dibuktikan –menurut informasi dari narasumber- ada salah satu alumninya yang bernama Ibu Sutarmi istri dari Bapak Sukamar (pensiunan SMP Negeri 2 Cilacap) yang tinggal di Jalan Argo Puro. Menurut data yang kami peroleh, dimasa Ibu Sutarmi, SMP Negeri kelasnya sampai kelas IV (yang sekarang hanya kelas I, II, dan III SMP). Jadi, pada masa ini SMP Negeri sudah memiliki 4 (empat) kelas, yakni kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas IV.
Di tahun 1947-an, SMP Negeri Cilacap semakin eksis dan berkembang pada masanya. Eksis dan berkembangnya sekolah ini dibuktikan dengan keberadaan Kepala Sekolah saat itu. Pada masa itu, yang menjadi Kepala Sekolah adalah Bapak Subakir (berasal dari Gombong) dan Wakil Kepala Sekolahnya Ibu Siti Asriyah (asli Cilacap).
Di bawah kepemimpinan Bapak Subakir dan wakilnya Ibu Siti Asriyah, terdapat 5 (lima) orang guru yang membantu di sekolah ini, yakni :
1.      Bapak Djohari (asal Cilacap),
2.      Bapak Mohammad Hamdan (asal Jogjakarta),
3.      Bapak Suwardi (asal Cilacap),
4.      Tan Tian Kwee (keturunan Cina),
5.      dan Kwiek Djun Bok (keturunan Cina).
Pada saat itu, jumlah kelas ada 3 (tiga) lokal, kelas I, kelas II, dan kelas III. Sedangkan masing-masing kelas siswanya berjumlah sekitar + 20 hingga 25 siswa. Sedang jumlah mata pelajarannya ada sekitar 8 (delapan), diantaranya adalah B. Indonesia, B. Inggris, Ilmu Pasti, Ilmu Alam, dan Sejarah (sejarah Dunia dan Sejarah Indonesia).
Pada sekitar tahun 1947 hingga 1950-an, anak-anak untuk bisa masuk dan sekolah di SMP Negeri harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan sekolah dan pemerintah pada masa itu. Bahwa untuk bisa sekolah di SMP Negeri saat itu harus bisa menunjukkan ijazah “tanda lulus” SD Negeri. Karena ijazah swasta pada masa itu tidak berlaku atau belum dihargai oleh pemerintah masa itu. Baru pada sekitar tahun 1960-an ijazah swasta diakui keberadaannya oleh pemerintah.
Sekitar tahun 1950-an, siswa SMP Negeri ditempatkan pada 3 (tiga) sekolah yang berbeda pada tiap-tiap  kelasnya. Untuk kelas I, ditempatkan di SD (yang sekarang menjadi SMP Kristen) dekat perempatan Komprengan, kelas II ditempatkan di SD (yang sekarang menjadi SMP PIUS), sedangkan kelas III berada di SMP Negeri (yang sekarang menjadi International School SMP Negeri 1 Cilacap).
Dan pada sekitar tahun 1949-1950, SMP Negeri yang tadinya hanya memiliki 3 (tiga) kelas, yakni kelas I, kelas II, dan kelas III, bertambah masing-masing 1 (satu) kelas. Sehingga kelas I menjadi 2 (dua) kelas, kelas II menjadi 2 (dua) kelas, dan kelas III menjadi 2 (dua) kelas. Maka, keseluruhan kelas pada tahun ini sudah ada 6 (enam) lokal untuk kelas I hingga kelas III.
Dengan bergulirnya waktu dan berkembangnya zaman, SMP Negeri 1 Cilacap terus mengalami kemajuan demi kemajuan, peningkatan demi peningkatan, seiring mata rantai pendidikan yang berputar dari kepala sekolah ke kepala sekolah sebagai nahkoda pendidikan yang memiliki keunggulan masing-masing dimasanya.
Dari informasi dan dokumen yang ada dan kami dapati, sudah ada 10 (sepuluh) kepala sekolah yang menjadi nahkoda pendidikan di SMP Negeri 1 Cilacap, yakni :
1.      Bapak Subakir (1947 – 1950)
2.      Bapak R. Saridi (1951 – 1956)
3.      Bapak Wardojo (1956 – 1966)
4.      Bapak KS. Djoewari (1966 – 1970)
5.      Bapak Drs. Satimin (1970 – 1983)
6.      Bapak S. Tejosiswoyo (1983 – 1989)
7.      Bapak Marsudi, BA. (1989 – 1995)
8.      Bapak Drs. Sutrasno (1995 - ..... )
9.      Bapak Drs. Sudarno ( ......... )
10.  Bapak Drs. Sunardi, MM.Pd. (2000 – sekarang)
Di masa kepemimpinan Drs. Sunardi, MM.Pd. semenjak tahun 2000 hingga sekarang ini SMP Negeri 1 Cilacap menampakkan kemajuannya yang sangat signifikan dan monumental dalam sejarah perkembangan dunia pendidikan dewasa ini. Dan semua ini tidak lepas dari peran-peran historis kepemimpinan kepala-kepala sekolah sebelumnya, dengan “kejayaannya” masing-masing pada zamannya.
Dengan menarik benang merah sejarah berdirinya SMP Negeri di masa lampau, yang menjadi SMP Negeri 1 Cilacap saat ini, tidak lepas dari gagasan cemerlang beliau Bapak Drs. Sunardi, MM.Pd. yang inspiratif untuk menuliskan sejarah sekolah ini demi kelangsungan informasi historis bagi generasi yang akan datang, dalam meneruskan tongkat estafet kepemimpinan yang sarat dengan tantangan sekaligus peluang dalam memajukan dunia pendidikan. (gunawan)

B.     VISI, MISI, DAN TUJUAN SMP NEGERI 1 CILACAP
Visi  SMPN 1 Cilacap  merupakan bagian integral dari usaha mewujudkan tujuan pendidikan nasional sekaligus sebagai strategi peningkatan mutu.Visi SMPN 1 Cilacap  adalah “Unggul Dalam Prestasi, Luhur Budi Pekerti, dan Berwawasan International”.
Sedangkan misi SMPN 1 Cilacap  adalah
1.      Melaksanakan kegiatan proses belajar dan pembelajaran secara efektif yang membuat siswa dapat mengembangkan potensi kecakapannya.
2.      Mengajak seluruh warga sekolah untuk mengembangkan diri secara progresif dan optimal.
3.      Mengembangkan sikap arif, bijaksana, dan berbudi pekerti luhur.
4.      Mengembangkan koordiansi secara aktif dan efektif antara warga sekolah, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang unggul.
5.      Mampu bersaing baik dengan sekolah yang ada di Indonesia maupun dengan sekolah negara tetangga di kawasan ASEAN.. Misi ini direalisasikan melalui kebijakan, rencana, program, dan kegiatan sekolah yang telah direncanakan.
Tujuan yang akan dicapai dengan dijadikannya SMPN 1 Cilacap  ini sebagai rintisan pelaksanaan kurikulum dan sistem pengujian yang berbasis kompetensi adalah : Meningkatkan kemampuan managemen sekolah, meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan mutu sarana prasarana dan bahan ajar, menyelenggarakan MGMP mapel rintisan SBI, dan meningkatkan layanan administrasi.


C.    PENJAMINAN MUTU RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMPN 1 CILACAP
1.      Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional
Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan standard salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/ atau negara maju lainnya. Sedangkan untuk menyiapkan Sekolah Bertaraf Internasional, maka dibentuk strategi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
Dalam Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, SBI (Sekolah Bertarap Internasional) adalah sekolah yang sudah memenuhi dan melaksanakan standar nasional pendidikan yang meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Selanjutnya aspek-aspek SNP tersebut diperkaya, diperkuat, dikembangkan, diperdalam, diperluas melalui adaptasi atau adopsi standar pendidikan dari salah satu anggota OECD dan / atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan serta diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Dengan demikian diharapkan SBI harus mampu memberikan jaminan bahwa baik dalam penyelenggaraan maupun hasil-hasil pendidikannya lebih tinggi standarnya daripada SNP. Penjaminan ini dapat ditunjukkan kepada masyarakat nasional maupun internasional melalui berbagai strategi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sesuai dengan konsepsi SBI di atas, maka dalam upaya mempermudah sekolah dalam memahami dan menjabarkan secara operasional dalam penyelenggraan pendidikan yang mampu menjamin mutunya bertaraf internasional, maka dapat dirumuskan bahwa SBI pada dasarnya merupakan pelaksanaan dan pemenuhan delapan unsur SNP sebagai indikator kinerja kunci minimal dan ditambah (dalam pengertian ditambah atau diperkaya/dikembangkan/diperluas/diperdalam) dengan x yang isinya merupakan penambahan atau pengayaan/pemdalaman penguatan/perluasan dari delapan unsur pendidikan tersebut serta sistem lain sebagai indikator kinerja kunci tambahan yang berstandar internasional dari salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.
Hal ini sesuai juga dengan yang dijelaskan dalam kebijakan Depdiknas tersebut bahwa dalam kerangka pencapaian standar mutu internasional, maka tiap sekolah yang telah menjadi rintisan SBI atau SBI mandiri harus memenuhi indikator kinerja kunci minimal (delapan unsur SNP) dan indikator kinerja kunci tambahan (terdiri berbagai unsur x). Delapan unsur SNP tersebut adalah terdiri dari: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Untuk dapat memenuhi karakteristik dari konsep SBI tersebut, yaitu sekolah telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai pencapaian indikator kinerja kunci minimal ditambah dengan (x) sebagai indikator kinerja kunci tambahan, maka sekolah dapat melakukan minimal dengan dua cara, yaitu:
a.      adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (setara/sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota OECD dan / atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan
b.      adopsi yaitu penambahan atau pengayaan/pendalaman penguatanperluasan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsur SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD dan / atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
Oleh karena itu bagi sekolah yang akan melakukan adaptasi ataupun adopsi, perlu mencari mitra internasional, misalnya sekolah-sekolah dari negara-negara anggota OECD yaitu: Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore dan Hongkong yang mutunya telah diakui secara internasional. Atapun dapat juga bermitra dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi internasional seperti misalnya Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusat-pusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya.
Esensi lainnya dari konsepsi tentang SBI adalah adanya daya saing pada forum internasional terhadap komponen-komponen pendidikan seperti output/outcomes pendidikan, proses penyelenggaraan dan pembelajaran, serta input SBI harus memiliki daya saing yang kuat/tinggi. Masing-masing komponen tersebut harus memiliki keunggulan yang diakui secara internasional, yaitu berkualitas internasional dan telah teruji dalam berbagai aspek sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Bukti bahwa telah diakui dan teruji secara internasional dengan sertifikasi minimal dengan berpredikat baik dari salah satu negara anggota OECD, negara maju lainnya atau lembaga internasional yang relevan. Beberapa ciri esensial dari SBI ditinjau dari komponen pendidikan yang berdaya saing tinggi yaitu:
a.       Output/outcomes SBI dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain bercirikan: (1) lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, (2) lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan (3) meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga. Proses penyelenggaraan dan pembelajaran dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain cirinya telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang berstandar internasional, baik yang bersifat pembelajaran teori, eksperimen maupun praktek;
b.      Proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan harus bercirikan internasional, yaitu: (1) pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery; (2) menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan; student centered; reflective learning; active learning; enjoyble dan joyful learning; cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi; (5) proses penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan (6) dalam penyelenggaraannnya harus bercirikan utama kepada standar manajemen internasional yaitu mengimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.
c.       Input SBI yang esensial bercirikan internasional antara lain: (a) telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah satu negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; (b) standar kelulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, sistem administrasi akademik berbasis TIK, dan muatan mata pelajaran sama dengan muatan mata pelajaran (yang sama) dari sekolah unggul diantara negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; (c) jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif, kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif, serta semua guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis TIK; (d) tiap ruang kelas dilengkapi sarana dan prasarana pembelajaran berbasis TIK, perpustakaan dilengkapi sarana digital/berbasis TIK, dan memiliki ruang dan fasilitas multi media; dan (e) menerapkan berbagai model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kinerja kunci tambahan.

2.      Landasan kebijakan
a.       Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 50 ayat 3).
b.      Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasionall Pendidikan (SNP).
c.       Surat Keputusan Dirjen Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas No. 543/C3/KEP/2007 tanggal 14 Maret 2007 tentang SMP Negeri 1 Cilacap sebagai salah satu dari 100 SMP Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) se-Indonesia.
d.      Surat Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 271/C3/DS/2008 tanggal 18 Pebruari 2008 tentang Pemberitahuan Penerimaan Siswa Baru (PSB) SMP Bertaraf Internasional

3.      Konsepsi
Memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan. Diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara OECD atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam pendidikan (Adaptasi dan Adopsi). Daya saing siswa lulusan SBI dapat; Melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan bertaraf internasional di dalam/luar negeri; Mengikuti sertifikasi bertaraf internasional; Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains; Bekerja pada lembaga internasional dan / atau negara lain.
4.      Karakteristik
Pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek . Pengakuan internasional : dengan penggunaan standar pendidikan internasional. Bukti : hasil sertifikasi dari anggota OECD / negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
5.      Penjaminan Mutu Sekolah Bertaraf Internasional
Untuk menuju sekolah bertaraf Internasional, maka bagi sekolah yang sedang dalam rintisan perlu dijamin mutunya dengan mengacu pada 9 aspek yang harus dipenuhi, yaitu :
1).  Kurikulum
2).  Akreditasi
3).  Proses Pembelajaran
4).  Penilaian
5).  Pendidik
6).  Tenaga Kependidikan
7).  Sarana dan Prasarana
8).  Pengelolaan
9).  Pembiaayaan
5.1.  Kurikulum
Program SBI SMP Negeri 1 Cilacap menggunakan Kurikulum Nasional Plus, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengembangkan Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran tertentu (IPA, Bahasa Inggris, Matematika, dan TIK) sebagai ciri-ciri keinternasionalannya.
Proses Belajar Mengajar (PBM) PBM diekmbangkan untuk mencapai Standard Kompetensi Lulusan SBI SMP Negeri 1 Cilacap yang telah ditetapkan. PBM SBI SMP Negeri 1 Cilacap menggunakan berbagai metode dan pendekatan yang menerapkan prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning, Mastery Learning, Problem Solving, Pembelajaran Bermakna, dan Quantum Teaching and Learning.
Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Pencapaian Indikator kerja kunci minimal : Menerapkan KTSP ; Menerapkan system SKS di SMP; Memenuhi Standar Isi; Memenuhi Standar Kompetisi Lulusan. Sedangkan untuk pencapaian Indikator kinerja kunci tambahan adalah : Sistem administrasi berbasis TIK dimana setiap saat siswa bisa mengakses transkipnya masing – masing .Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lainnya .Menerapkan standar kelulusan sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan .
Dalam pencapaian indikator kunci minimal, SMPN 1 Cilacap sudah bisa melaksanakannya/ mencapainya, tetapi untuk pencapaian indikator tambahan bisa dikatakan masih dalam proses penyempurnaan, seperti system administrasi sekolah berbasiskan TIK.
5.2.  Akreditasi
Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan dengan memperoleh akreditasi yang sangat baik. Pencapaian indicator kerja kunci minimal,yaitu memperoleh sertifikat akreditasi minimal “predikat A” dari badan Akreditasi Nasional Sekolah / madrasah . Pencapain indicator kinerja kunci tambahan , yaitu hasil akreditasi yang baik dari salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development ( OECD ) dan / atau negara maju lain yang mempunyai keunggulan tertentu bidang pendidikan .
Selama dua tahun terakhir ini sejak tahun 2006, SMPN 1 Cilacap sudah mendapatkan akreditasi sangat baik atau predikat A dari badan Akreditasi Nasional Sekolah / madrasah untuk RSBI. Sedangkan untuk pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu akreditasi dari salah satu Negara OECD, SMPN 1 Cilacap belum mendapatkannya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kinerjanya mengingat masih banyaknya sesuatu hal yang perlu ditingkatkan.
5.3.  Proses Pembelajaran
Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses pembelajaran yang efektifdan efisien. Pencapaian indicator kerja kunciCminimal , yaitu memenuhi standar proses. Pencapaian indikator kinerja kunciCtambahan : Menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlakCmulia , budi pekerti luhur , kepribadian unggul , kepemimpinan , jiwa entrepreneural , jiwa patriot dam jiwa inovator. Diperkaya dengan model proses pembelajaran dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lainnya; Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; Pembelajaran kelompok sains , matematika , dan inti kejuruan menggunakan Bahasa Inggris ; Pelajaran lain menggunakan Bahasa Indonesia . Pada proses pembelajaran yang terjadi selama ini, SMPN 1 Cilacap  sudah bisa memenuhi standard proses. Sekolah ini juga bisa dijadikan teladan bagi sekolah lain dalam pengembangan diri. Didalam pembelajaran juga sudah mulai menerapkan pembelajaran berbasis TIK. Sedangkan untuk pembelajaran kelompok sains sudah mencoba menggunakan bahasa Inggris, meskipun belum sepenuhnya.
5.4.  Penilaian
Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan yang optimal melalui penilaian . Pencapaian indikator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi Standar Penilaian. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan , yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lainnya. Kenyataan yang terjadi di SMPN 1 Cilacap  adalah untuk mencapai indikator kunci tambahan tersebut, sekolah belum memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian dari sekolah unggul Negara OECD. Hal ini sedang diusahakan dari pihak sekolah. Selain hal itu, belum terdokumentasikannya soal-soal ulangan dalam bahasa Inggris yang digunakan untuk bahan Ulangan Blok maupun Tes Akhir Semester. Kepala Sekolah baru dapat memonitor dan mensupervisi sebagian guru karena banyaknya tugas lain yang harus diselesaikan. Dokumen-dokumen evaluasi diri yang dibuat oleh guru khususnya yang berbahasa inggris belum dapat dihimpun dalam bentuk portofolio. Semua staf masih perlu meningkatkan kemampuan dalam berbahasa inggris. Problem lain adalah belum semua bidang dikerjakan dengan berbasis ICT.
5.5.  Pendidik
Mutu SBI dijamin dengan guru yang menunjukkan kinerja optimal sesuai dengan tugas profesionalnya. Pencapaian indikator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi Standar Pendidik. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan;Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK; Guru mata pelajaran kelompok sains , matematika , dan inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris ; Minimal 30 % guru berpendidikan S2 / S3 dari perguruan tinggi yang berakreditasi.
Kenyataan yang terjadi selama ini, pendidik/ guru di SMPN 1 Cilacap  sudah bisa mencapai standar pendidik, tetapi untuk mencapai indikator kunci tambahan memang belum sepenuhnya. Para guru sudah mencoba memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK dan berbahasa Inggris meskipun belum sepenuhnya. Guru masih perlu meningkatkan kemampuan berbahasa inggris (baik kemampuan berkomunikasi maupun untuk mencapai standar TOEFL). Sedangkan untuk guru berpendidikan S2 / S3 dari perguruan tinggi yang berakreditasi belum bisa mencapai 30 %, tetapi semua ini masih dalam proses menuju kesana.
5.6.  Tenaga Kependidikan
Mutu SBI dijamin dengan kepala sekolah yang menunjukkan kinerja optimal sesuai dengan tugas profesionalnya,yaitu sebagai pemimpin manajerial –administratif dan pemimpin manajerial edukatif. Pencapaian indicator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi standar kepala sekolah. Pencapaian indicator kinerja kunci tambahan : Minimal S2 dari perguruan tinggi berakreditasi A; Mampu berbahasa inggris aktif; Bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional , memiliki kompetensi manajerial , serta jiwa kepemimpinan .
Kepala sekolah SMPN 1 Cilacap dalam hal in adalah Drs. Sunardi, MM.Pd.  sudah memenuhi standar kepala sekolah. Beliau juga berlatih untuk bisa berbahasa Inggris aktif, bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional , memiliki kompetensi manajerial , serta jiwa kepemimpinan dan seorang Pengusaha ternama di Cilacap
5.7.  Sarana dan prasarana
Mutu SBI dijamin dengan kewajiban sekolah memiliki dan memelihara sarana prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang prosespembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Pencapaian indicator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar sarana prasarana. Pencapaian indicator kinerja kunci tambahan ; Setiap ruangan dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK; Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia; Dilengkapi ruang multi media , ruang unjuk seni , fasilitas olahraga, klinik , dsb.
Kenyataan yang terjadi di SMPN 1 Cilacap  adalah belum semua kelas memiliki LCD, Laptop, OHP, dan TV. Perpustakaan belum berbasis ICT . Perpustakaan perlu penambahan buku referensi berbahasa Inggris untuk menunjang proses pembelajaran. Ruang guru belum dapat menampung seluruh jumlah guru yang ada. Belum tersedianya ruang MGMP secara khusus, serta diperlukan penambahan gudang.
5.8.  Pengelolaan
Mutu SBI dijamin dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen berbasis Sekolah. Pencapaian indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar pengelolaan. Pencapaian indicator kerja kunci tambahan; Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000; Merupakan sekolah multi cultural ; Menjalin hubungan “Sister School” dengan SBI di luar negeri; Bebas narkoba dan rokok; Menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah; Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi.
Dalam kenyataan yang terjadi di SMPN 1 Cilacap , penerapan manajemen berbasis sekolah sudah dilakukan. Untuk meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, saat ini baru dilakukan dalam proses dan rencananya pada tahun 2009 ini juga diusahakan untuk dapat mencapai hal tersebut. SMPN 1 Cilacap  juga sudah menjalin hubungan sister school dengan International Islamic School (IIS) Malaysia dan Brown Plains High School (BPHS) Australia. Sekolah ini juga bebas narkoba dan rokok, serta menerapkan kesetaraan gender dalam pengelolaannya. Disamping itu, SMPN 1 Cilacap juga telah meraih berbagai medali dalam kompetisi baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional (lihat pada lampiran).
5.9.  Pembiayaan
Mutu SBI dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri atas biaya infestasi , biaya operasional dan biaya personal. Pencapaian indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar pembiayaan. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan , yaitu menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan.
Selama ini, sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan program Rintisan SMP BI berasal dari : Anggaran Rutin, Komite Sekolah, APBD Kabupaten / Kota, APBD Propinsi, APBN Dit PSMP, Dit Tendik, Yayasan, serta Sumber dana lain. Begitu juga dengan di SMPN 1 Cilacap .
Kenyataan lain yang terjadi terkait hal tersebut adalah masih perlu anggaran untuk meningkatkan honorarium GTT maupun PTT sesuai dengan standard UMK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar