MARHABAN AHLAN WASAHLAN BIHUDLUURIKUM SELAMAT DATANG !

in Bali

Selasa, 14 Mei 2013

1. +muhibin 2. Telusuri 3. Gambar 4. Maps 5. YouTube 6. Berita 7. Gmail 8. Drive 9. Kalender 10. Lainnya 1. 2. 3. 4. 5. 1. muhibin daldiri 2. 3. Berbagi 4. Buku eBuku tidak tersedia Amazon.com BukuKita.com Gramedia Semua penjual » Buku di Google Play Asbabun Nuzul; Sebab Turunnya Ayat Al-Quran Jalaluddin As- Suyuthi 10 Resensi Gema Insani Pratinjau buku ini » Apa yang dikatakan orang - Tulis resensi Ulasan Pengguna - Tandai sebagai tidak pantas refrensi asbabun nuzul Ulasan Pengguna - Tandai sebagai tidak pantas Sangat membantu untuk menambah keyakinan kita.... semoga bermanfaat 10 resensi sekaligus » Buku terkait Ar-Rasul shalallahu 'alaihi wa sallam Saʻīd Ḥawwá Kebebasan wanita, Volume 2 Abdul Halim Abu Syuqqah Yang Disenangi Nabi saw. dan Yang Tak Disukai Adnan Tharsyah Tokoh Yang Diabadikan Al-Qur`an 1 Abdurrahman Umairah Tafsir Ibnu Kasir Jilid 2 Dr.'Abdullah Tafsir Jilid Lengkap ( set ) Dr.'Abdullah Muhammad Di Mata Cendekiawan Barat Khalil Yasien Ringkasan Shahih Bukhari 1 M. Nashiruddin al- Albani Ahlussunnah Wal Jamaah, Sifat Omar Bakri Muhammad Ringkasan Shahih Al-bukhari - Hc (new) Penyusun: Imam Az-zabidi Kemudahan dari Allah: ringkasan tafsir Ibnu Katsir, Volume 1 Muhammad Nasib Ar-Rifa'i Ringkasan Shahih Muslim - Hc (new) Penyusun: Zaki Al-din 'abd Al-azhim Al-mundziri Halaman terpilih Halaman 7 Halaman 8 Daftar Isi Isi PENGANTAR PENERBIT 9 MUKADIMAH 77 11 Surah alFaatihah 79 19 Surah alBaqarah 25 Surah Ali Imran 775 64 Surah anNisaa 757 151 Surah alMaaidah 272 212 Surah alAnaam 229 Surah alQamar 540 Surah arRahmaan 542 Surah alWaaqiah 543 Surah alHadiid 547 Surah alMujaadalah 557 Surah alHasyr 559 Surah alMumtahanah 564 Surah ashShaff 570 Surah alAraaf 246 Surah alAnfaal 250 Surah atTaubah 275 Surah Yunus 310 Surah Huud 372 312 Surah Yusuf 375 320 Surah Ibrahim 322 Surah alHijr 323 Surah anNahl 328 Surah allsraa 338 Surah alKahfi 358 Surah Maryam 365 SurahThaahaa 368 Surah alAnbiyaa 373 Surah alHajj 375 Surah alMuminuun 385 Surah anNuur 358 389 Surah alFurqaan 413 Surah asySyuaraa 419 Surah alQashash 422 Surah alAnkabuut 427 Surah arRuum 433 Surah Luqman 437 Surah asSajdah 441 Surah alAhzaab 444 SurahSaba 468 Surah Faathir 470 Surah Yaasiin 474 Surah ashShaaffaat 477 Surah Shaad 480 Surah azZumar 487 Surah Ghaafir alMumin 489 Surah Fushshilat 493 Surah asySyuura 494 Surah azZukhruf 497 Surah adDukhaan 501 Surah alJaatsiyah 504 Surah alAhqaaf 506 Surah Muhammad 577 511 Surah alFath 575 515 Surah alHujuraat 520 Surah Qaaf 532 Surah adzDzaariyaat 534 Surah athThuur 536 Surah anNajm 537 Surah alJumuah 573 Surah alMunaafiquun 577 Surah atTaghaabun 579 Surah athThalaaq 581 Surah atTahriim 585 Surah alQalam 588 Surah alHaaqqah 591 Surah alMaaarij 592 Surah alJinn 594 Surah alMuzzammil 601 Surah alMuddatstsir 602 Surah alQiyaamah 607 Surah allnsaan 609 Surah alMursalaat 677 611 Surah anNaba 672 612 Surah anNaaziaat 673 613 Surah Abasa 675 615 Surah atTakwir 677 617 Surah allnfithaar 678 618 Surah alMuthaffifiin 679 619 Surah atThaariq 620 Surah alAlaa 621 Surah alGhaasyiyah 622 Surah alFajr 623 Surah alLail 624 Surah adhDhuhaa 628 Surah allnsyiraah 631 Surah atTiin 632 Surah alAlaq 633 Surah alQadr 635 Surah azZalzalah 637 Surah alAadiyaat 638 Surah atTakaatsur 639 Surah alHumazah 640 Surah alQuraisy 641 Surah alMaauun 642 Surah alKautsar 643 Surah alKaafiruun 645 Surah anNashr 647 Surah alLahab 648 Surah allkhlaas 649 Surah alFalaq 651 Surah anNaas 652 Hak Cipta Istilah dan frasa umum Abbas yang berkata Abdullah Abi Hatim meriwayatkan Abu Bakar Abu Jahal Aisyah al-Baqarah Al-Bukhari al-Hakim meriwayatkan Al-Qur'an al-Qurthubi an-Nasa'i an-Nisaa Anshar at-Tafsiir at-Tirmidzi Ayat Ayat ayat Ibnu Abi ayat Ibnu Jarir Ayat ini turun azab bagimu Bani barangsiapa beliau bersabda bertanya datang Disebutkan oleh Ibnu engkau Muhammad firman Allah ta'ala hadits hadits nomor Ibnu Abbas Ibnu Abi Hatim Ibnu Ishaq Ibnu Jarir meriwayatkan Ibnu Katsir Imam Bukhari Imran Jabir janganlah kamu Jibril kalian kecuali kepadamu Muhammad kitab Kitabul laki-laki lantas Madaniyyah Madinah Maha Mekah mengatakan mengenai menjawab menurunkan ayat menurunkan firman-Nya meriwayatkan dari Ibnu meriwayatkan dari jalur Muslim musyrik Nabi saw niscaya orang-orang kafir orang-orang musyrik orang-orang Quraisy orang-orang Yahudi orang-orang yang beriman orang-orangyang orangyang Quraisy Rasulullah saw riwayat Sa'ad Sa'id sahabat Sebab turunnya ayat Sesungguhnya Shahih shalat Sungguh Surah Makkiyyah turun ayat turun berkenaan turunlah ayat turunlah firman turunnya ayat Ibnu turunnya ayat Imam Umar Wahai Rasulullah Yahudi Zaid Informasi bibliografi Judul Asbabun Nuzul; Sebab Turunnya Ayat Al-Quran Penulis Jalaluddin As- Suyuthi Penerbit Gema Insani ISBN 9790770758, 9789790770751 Ekspor Kutipan Tentang Google Buku - Kebijakan Privasi - Persyaratan Layanan - Informasi untuk Penerbit - Laporkan masalah - Bantuan - Peta Situs - Beranda Google ©2012 Google
TAFSIR PENDIDIKAN 24 Nov PEMBAHASAN A. Teks ayat Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. Maa pada firman Allah SWT, Fabimaa adalah shilah yang di dalamnya terdapat makna taukid (penegasan). Maksudnya, 7pyJômu‘Î6sù sama seperti firman-Nya, “Dalam sedikit waktu lagi”[1] Menurut Ibnu Kaisan, Maa adalah Maa Nakirah yang berada pada posisi majrur dengan sebab ba’, sedangkan Rahmatin adalah badalnya. Maka makna ayat adalah ketika Rasulullah SAW bersikap lemah-lembut dengan orang yang berpaling pada perang uhud dan tidak bersikap kasar terhadap mereka maka Allah SWT menjelaskan bahwa beliau dapat melakukan itu dengan sebab taufik-Nya kepada beliau.[2] Ada juga yang mengatakan Maa itu adalah istifham (pertanyaan). Maka makna ayat: Maka dengan rahmat dari Allah yang mana kamu bersikap lemah-lembut terhadap mereka. Ini adalah ungkapan takjub. Namun pendapat kedua ini jauh dari kebenaran, sebab seandainya memang seperti itu tentu konteksnya adalah fabima, tanpa alif. Selain itu, dalam ayat ini bertemulah pujian yang tinggi dari Allah terhadap Rasul-Nya, karena sikapnya yang lemah lembut, tidak lekas marah kepada ummatNya yang tengah dituntun dan dididiknya iman mereka lebih sempurna. Sudah demikian kesalah beberapa orang yang meninggalkan tugasnya, karena laba akan harta itu, namun Rasulullah tidaklah terus marah-marah saja. Melainkan dengan jiwa besar mereka dipimpin[3]. Dalam ayat ini Allah menegaskan, sebagai pujian kepada Rasul, bahwasanya sikap yang lemah lembut itu, ialah karena ke dalam dirinya telah dimasukkan oleh Allah rahmatNya. Rasa rahmat, belas kasihan, cinta kasih itu telah ditanamkan Allah ke dalam diri beliau, sehingga rahmat itu pulalah yang mempengaruhi sikap beliau dalam memimpin. Ini sesuai dengan pujian tuhan di dalam firmannya yang lain yang terdapat pada ayat-ayat terakhir surat at-Taubah ayat 128: Artinya: “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” Di ujung ayat di atas, Allah memberikan sanjungan tertinggi kepada RasulNya; diberi dua gelar yaitu RAUF dan RAHIM yang berarti sangat pengasih, penyantun dan penghiba serta sangat penyayang. Kedua nama Rauf dan Rahim itu adalah sifat-sifat Allah, Asma Allah, termasuk di dalam al-Asmaul Husna yang 99 banyaknya. Rahmat Allah yang telah diberikan kepadanya dirinya telah beliau laksanakan dengan baik, sehingga telahmenjadi sikap hidup dan perangainya. Sehinga Allah sendiri memberinya gelar dengan asma Allah.[4] Dengan sanjungan Allah yang demikian tinggi kepada RasulNya. Karena sikap lemah lembutnya itu,berartilah bahwa Allah senang sekali jika sikap itu diteruskan. Dengan ini Allah telah member petunjuk tentang “Ilmu Memimpin”. Sebab itu selanjutnya Allah berfirman; “Karena sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. Pemimpin yang kasar dan berkeras hati atau kaku sikapnya, akan seganlah orang menghampirinya. Orang akan menjauh satu demi satu, sehingga dia sendirian. Kalau orang telah lari, janganlah orang itu disalahkan, melainkan selidikilah cacat pada diri sendiri. Firman Allah SWT, artinya keras dan kasar. Dalam sifat Nabi SAW disebutkan bahwa beliau bukan orang yang keras, bukan orang yang kasar dan bukan orang yang berteriak keras di pasar. (keras hati) adalahd ungkapan untuk muka yang selalu masam, tidak peka segala keinginan dan kurang memiliki rasakasih sayang. Makna adalah memisahkan diri. Artinya kamu memisahkan mereka, maka merekapun memisahkan diri. Firman Allah SWT selanjutnya, Artinya: “Karena itu maafkanlah mereka,, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”. Dalam ayat ini terdapat delapan masalah: Pertama: Para ulama berkata, “Allah SWT memerintahkan kepada Nabi-Nya dengan perintah-perintah ini secara berangsur-angsur. Artinya, Allah SWT memerintahkan kepada beliau untuk memaafkan mereka atas kesalahan mereka terhadap beliau. Setelah mereka mendapat maaf, Allah SWT memerintahkan beliau utnuk memintakan ampun atas kesalahan mereka terhadap Allah SWT. Setelah mereka mendapat hal ini, maka mereka pantas untuk diajak bermusyawarah dalam segala perkara”. Kedua: Ibnu ‘Athiyah berkata, “Musyawarah termasuk salah satu kaidah syariat dan penetapan hokum-hukum. Barangsiapa yang tidak bermusyawarah dengan ulama, maka wajib diberhentikan (jika dia seorang pemimpin). Tidak ada pertentangan tentang hal ini. Allah SWT memuji orang-orang yang beriman karena mereka suka bermusyawarah dengan firman Nya . “sedang urusan mereka (diputuskan dengan musyawarat antara mereka” Ketiga: Firman Allah SWT, “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu”. Menunjukkan kebolehan ijtihad dalam semua perkara dan menentukan perkiraan bersama yang didasari dengan wahyu. Sebab, Allah SWT mengizinkan hal ini kepada Rasul-Nya. Para ulama berbeda pendapat tentang makna perintah Allah SWT kepada Nabi-Nya ntuk bermusyawarah dengan para sahabat beliau. Sekelompok ulama berkata, “Musyawarah yang dimaksudkan adalah dalam hal taktik perang dan ketika berhadapan dengan musuh untuk menenangkan hati mereka, meninggikan derajat mereka dan menumbuhkan rasa cinta kepada agama mereka, sekalipun Allah SWT telah mencukupkan beliau dengan wahyu-Nya dari pendapat mereka”[5]
makalah tafsir pendidikan A. PENDAHULUAN Dalam proses pendidikan diperlukan cara-cara dalam mendidik, yang disebut dengan metode pendidikan. Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan berbagai macam metode pendidikan, diantaranya dalam QS. Al-Baqarah ayat 231. Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang metode pendidikan dalam surat Al-Baqarah ayat 231. B. AYAT وَإِذَا طَلَّقْتُمُ النَّسَاء فَبَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ سَرِّحُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَلاَ تُمْسِكُوهُنَّ ضِرَارًا لَّتَعْتَدُواْ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ وَلاَ تَتَّخِذُوَاْ آيَاتِ اللّهِ هُزُوًا وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنزَلَ عَلَيْكُمْ مِّنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُم بِهِ وَاتَّقُواْ اللّهَ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ Terjemahan: “Apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu mendekati akhir iddahnya, maka rujuklah mereka dengan yang ma’ruf atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemadharatan, karena dengan demikian kamu menganiayai mereka. Barang siapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah menjadi permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang telah diturunkan-Nya itu. Dan berdakwahlah kepada Allah serta ketahuilah bahwasannya Allah mengetahui segala sesuatu”. Didalam ayat Al-Qur’an tersebut terdapat beberapa metode dalam pendidikan, diantaranya: 1. Metode pendidikan dengan Ud’u atau ajakan yaitu penyampaian pesan secara langsung 2. Metode pendidikan dengan bercerita Metode ini yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi atau Rasul yang hadir di tengah mereka. 3. Metode bimbingan dan penyuluhan Dalam al-Qur’an terdapat firman Allah yang mengandung metode bimbingan dan penyuluhan karena Alqur’an diturunkan untuk membimbing dan menasehati manusia sehingga dapat memperoleh kehidupan batin yang tenang, sehat, serta bebas dari segala konflik kejiwaan. Dengan metode ini, manusia manapun mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 4. Pendidikan dengan nasihat. Metode lain yang penting dalam pendidikan, pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak, adalah pendidikan dengan pemberian nasihat. Sebab, nasihat ini dapat mebukakan mata anak-anak pada hakekat sesuatu, dan mendorong menuju situasi luhur, dan menghiasinya dengan akhlak yang mulia, dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Maka tak heran kita mendapatkan Al-Qur’an memakai metode ini, yang berbicara kepada jiwa, dan mengulang ulangnya dalam beberapa ayat dan tempat. Selain metode pendidikan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 231 tersebut juga ada metode pendidikan yang lain, diantaranya: 1. Metode pemberian contoh dan teladan. Metode yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik anak adalah metode pemberian contoh dan teladan. Allah telah menunjukkan bahwa contoh keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW. Mengandung nilai pedagogis bagi manusia (Para pengikutnya) sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21. لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. 2. Metode dengan diskusi Metode diskusi juga dianjurkan oleh alqur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah. Perintah Allah dalam hal ini adalah agar kita melakukan pendekatan pendidikan dan dakwah secara filosofis, nasihat yang baik dan melalui perdebatan sportif. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125: ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ Artinya: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. 3. Metode soal-jawab Metode soal-jawab sering dipakai oleh para Nabi dan para Rasul Allah dalam mengajarkan agama kepada umatnya. Bahkan, para ahli pikir atau filsuf pun banyak mempergunakan metode soal jawab. Oleh karena itu, metode ini termasuk yang paling tua dalam dunia pendidikan atau pengajaran disampig metode khutbah. Sungguhpun demikian, efektifitasnya lebih besar daripada metode-metode yang lain apalagi disbanding dengan metode yang bercorak one man show seperti pidato, khutbah, dan sebagainya. Dengan soal jawab pengertian dan pengetahuan anak didik dapat lebih dimantapkan sehingga segala bentuk kesalahpahaman dan kelemahan daya tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari. Firman Allah yang menyatakan bahwa kita hendaknya bertanya kepada orang-orang yang ahli bila memang tidak mengetahui. Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 43: فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ Artinya: “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”. 4. Metode Imtsal (pemberian perumpamaan) Mendidik dengan menggunakan metode pemberian perumpamaan atau metode imtsal tentang kekuasaan Tuhan dalam menciptakan hal-hal yang hak dan hal yang batil, misalnya sebagaimana yang digambarkan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 17: أَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاء حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاء وَأَمَّا مَا يَنفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ Artinya: “Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya,maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasaan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfa'at kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”. 5. Metode targieb dan tarhieb Yaitu cara memberikan pelajaran dengan member dorongan (motivasi) untuk memperoleh kegembiraan bila mendapatkan keberhasilan dalam kebaikan, sedang bila tidak berhasil karena tidak mau mengikuti petunjuk yang benar akan mendapatkan kesusahan. Metode ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an sebagaimana terdapat dalam surat Az-Zalzalah: 7-8: “Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). [1] C. PENAFSIRAN KATA-KATA SULIT (balagal balad) بلغ البلد Artinya Ia telah sampai di kota yang dituju (Balagahu) بلغه Artinya jika sudah mendekati kota yang dituju dan hampir sampai (Al-Ajal) الا جل Bisa ditujukan kepada seluruh waktu atau bisa juga akhir waktu. Dalam bahasa kita dikatakan, umurnya sudah mendekati ajalnya. Yang dimaksud disini adalah masa iddah. (Al-Imsak) الا مساك Yang dimaksud adalah ruju’ (Al-Ma’ruf) المعروف Maksudnya ialah hal-hal yang masuk akal dan dianggap baik oleh syariat dan adat istiadat. (At-Tasrih) التسريح Maksudnya ialah tidak merujuk istrinya sampai iddahnya habis. (Ad-Dirar) الضرار Mencelakai (Al-I’tida’) الإعتداء Zalim (Ayatillah) ايت ا لله Ayat-ayat hukum yang berhubungan dengan masalah talak, ruju’, khulu’ dan lain sebagainya. (Huzuwa) هزوا Memperolok-olokkan ayat-ayatnya dengan berpaling darinya serta meremahkan dan tidak mau memelihara hukum-hukum-Nya. Penyebabnya ialah, meremehkan hak-hak kaum wanita dan mengabaikan mereka. (Ni’matullah) نعمة الله Rahmat Allah yang Ia ciptakan untuk suami istri. (Al-Hikmah) الحكمة Rahasia pentasyri’an hukum-hukum dan penjelasan tentang manfaat dan maslahat yang terkandung di dalamnya. [2] D. ASBABUN NUZUL Adapun sebab turunnya ayat ini ada dua riwayat: 1. Ibnu jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa pada masa Rasulullah SAW ada seorang lelaki yang menthalak istrinya, kemudian sebelum masa iddah istrinya itu habis, dia merujuknya kembali. Setelah itu di jatuhkannya thalak lagi kemudian rujuk kembali. Hal ini dilaksanakan untuk menyakiti dan menganiaya istrinya tersebut, maka turunlah ayat di atas. 2. Diceritakan oleh As-Suddi bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan tindakan seorang sahabat dari golongan Anshar yaitu Sabit bin Yasr yang telah menalak istrinya. Setelah masa iddah istrinya tinggal dua atau tiga hari lagi ia rujuk kepada istrinya tersebut, kemudian di jatuhkannya ayat ini, melarang perbuatan tersebut. [3] E. MUNASABAH Pada ayat-ayat yang telah lalu, Allah telah menjelaskan masalah talak yang diakui oleh syariat beserta iddahnya melalui firman-Nya الطَّلاَقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَان [Talak (yang dapat di rujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.] yang pada asalnya talak ini tidak memakai imbalan sebagaimana yang difirmankan oleh-Nyaوَلاَ يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَأْخُذُواْ مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا [Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka], kemudian diperbolehkan mengambil pengganti dengan syarat yang dijelaskan oleh firman-Nya berikut ini فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ يُقِيمَا حُدُودَ اللّهِ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ [jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya.] Pada ayat selanjutnya, Allah menjelaskan kewajiban yang harus dilaksanakan dalam memperlakukan wanita-wanita yang ditalak. Dan pada ayat ini Allah melarang seseorang melakukan kebalikannya, serta mengancam siapapun yang melakukannya. Selanjutnya, Allah menjelaskan hikmah dan maslahat yang terkandung dalam menjalankan perintah-perintah-Nya serta dalam meninggalkan larangan-larangan-Nya. [4] F. KESIMPULAN Didalam ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 231 tersebut terdapat beberapa metode dalam pendidikan, diantaranya: 1. Metode pendidikan dengan Ud’u atau ajakan yaitu penyampaian pesan secara langsung 2. Metode pendidikan dengan bercerita Metode ini yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi atau Rasul yang hadir di tengah mereka. 3. Metode bimbingan dan penyuluhan Dalam al-Qur’an terdapat firman Allah yang mengandung metode bimbingan dan penyuluhan karena Alqur’an diturunkan untuk membimbing dan menasehati manusia sehingga dapat memperoleh kehidupan batin yang tenang, sehat, serta bebas dari segala konflik kejiwaan. Dengan metode ini, manusia manapun mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 4. Pendidikan dengan nasihat. Metode lain yang penting dalam pendidikan, pembentukan keimanan, mempersiapkan moral, spiritual dan sosial anak, adalah pendidikan dengan pemberian nasihat. Sebab, nasihat ini dapat mebukakan mata anak-anak pada hakekat sesuatu, dan mendorong menuju situasi luhur, dan menghiasinya dengan akhlak yang mulia, dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

Rabu, 21 Maret 2012

KINERJA GURU

KINERJA GURU

Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.

Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru didalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi-sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada system yang berlaku, baik sengaja ataupun tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.

Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan bermutu. Kita melihat sisi lemah dari system pendidikan nasional kita, dengan gonta ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal, dan tidak demikian halnya guru professional.

Selain itu, kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan SDM berkualitas pula. Oleh sebab itu LPTK juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk SDM mandiri, cerdas, bertanggungjawab dan berkepribadian.

Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnnya kinerja yang efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing.

Era reformasi dan desentralisasi pendidikan menyebabkan orang bebas melakukan kritik, titik lemah pendidikan akan menjadi bahan dan sasaran empuk bagi para kritikus, adakalanya kritik yang diberikan dapat menjadi sitawar sidingin di dalam memperbaiki kinerja guru. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan pula akan dapat membuat merah telinga guru sebagai akibat dari kritik yang diberikan, hal ini dapat memberikan dampak terhadap kinerja guru yang bersangkutan.

Apapun kritik yang diberikan, apakah bernilai positif atau negative kiranya akan menjadi masukan yang sangat berarti bagi kenerja guru. Guru yang baik tidak akan pernah putus asa, dan menjadi kritikan sebagai pemicu baginya di dalam melakukan perbaikan dan pembenahan diri di masa yang akan datang. Kritik terhadap kinerja guru perlu dilakukan, tanpa itu bagaimana guru mengetahui kinerja yang sudah dilakukannya selama ini, dengan demikian akan menjadi bahan renungan bagi guru untuk perbaikan lebih lanjut.

Indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indicator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indicator tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru.

Bila kita amati di lapangan, bahwa guru sudah menunjukan kinerja maksimal di dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Akan tetapi barangkali masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerja baik, tentunya secara akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro.

Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggungjawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral dipundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.

Kinerja guru dari hari kehari, minggu ke minggu dan tahun ke tahun terus ditingkatkan. Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini kita dihadapkan pada era global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba kompetitif.

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Semoga.