MARHABAN AHLAN WASAHLAN BIHUDLUURIKUM SELAMAT DATANG !

in Bali

Rabu, 24 Agustus 2011

BAB IV


BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ada tiga poin menyangkut penelitian ini, yaitu :
1.      Kaitan dengan partisipasi :
Dalam implementasi program RSBI ini dibutuhkan partisipasi oleh seluruh warga sekolah. Partisipasi kepala sekolah di SMP 1 Cilacap dapat dilihat dari bagaimana ia berperan sebagai pemimpin sekolah untuk menggerakkan, mengarahkan, mengkoordinasi, pendelegasian tugas dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk mensukseskan implementasi program RSBI ini. Kepala sekolah juga sudah berusaha melibatkan guru dan siswa dalam pengambilan keputusan dan pengembangan program. Para guru dan siswa juga diberikan haknya untuk mengartikulasikan kebutuhannya dalam rangka pengembangan program.
Peran guru dalam implementasi program RSBI ini hanyalah fasilitator dalam proses pembelajaran. Para guru di SMPN 1 Cilacap terutama guru sains, dituntut untuk menguasai bahasa Inggris dan dapat memanfaatkan teknologi informasi. Untuk mencapai hal tersebut, maka pihak sekolah mengadakan berbagai pelatihan dan memberikan fasilitas dalam rangka peningkatan kualitas guru. Ada beberapa guru yang belum sepenuhnya belum menguasai bahasa Inggris dan memanfaatkan teknologi informasi. Partisipasi guru juga bisa diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan koordinasi antar guru RSBI melalui MGMP/ KKG.   Para guru di SMP 1 Cilacap juga diberikan kemandirian yang penuh tanggung jawab dalam mengembangkan program.
Partisipasi karyawan/staf dapat diwujudkan dengan pemberian pelayanan yang memuaskan dan professional. Dalam rangka peningkatan kualitas SDM tersebut, maka pihak sekolah memberikan fasilitas dengan berbagai pelatihan. Keberhasilan program RSBI di SMPN 1 Cilacap ini didukung oleh input dan respon yang positif dari para siswa. Peran siswa disini bukan lagi sebagai obyek dari suatu kebijakan, tetapi lebih kepada subyek yang mempunyai kewenangan untuk mengembangkan diri sesuai kemampuan dan bakatnya. Para siswa juga turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengembangan program, termasuk mengartikulasikan kebutuhannya melalui kegiatan OSIS, ekstrakurikuler, turut serta dalam pertukaran pelajar, kejuaraan / olimpiade nasional dan internasional dan sebagainya. Para siswa juga akan mendapatkan remedial jika nilai prestasi mereka belum memenuhi standar penilaian. Para siswa juga berhak mendapatkan pelayanan konseling sesuai kebutuhannya.
Partisipasi orang tua merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan program RSBI di SMPN 1 Cilacap. Partisipasi mereka tidak hanya berkaitan dengan pendanaan dan pemberian fasilitas saja, tetapi dalam pelaksanaan program pun mereka dapat berperan untuk selalu memberikan dukungan motivasi dan mengontrol para siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Orang tua siswa melalui Komite sekolah juga selalu dilibatkan dalam pengembangan program. Tidak hanya itu, orang tua juga bisa berpartisipasi dalam acara seminar, loka karya, rapat rutin tahunan, atau mengunjungi website untuk mengakses informasi dan mengamati perkembangan sekolah.

2.      Kaitan dengan jaringan (networking) :
SMPN 1 Cilacap membentuk sistem jaringan dengan menjalin hubungan interaksi dan kerja sama di tingkat lokal dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap dan Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap untuk koordinasi dan monitoring kegiatan. Selain itu pihak sekolah juga menjalin hubungan kerja sama dengan perguruan tinggi local yakni UKSW , UNS serta Lembaga TOEFL Indonesia dalam rangka peningkatan penguasaan bahasa Inggris. Hubungan/ sistem jaringan (network) antar guru RSBI se-Jawa Tengah juga terbangun dengan baik, Dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui internet  teacher blog bisa membentuk jaringan yang lebih luas baik local maupun internasional.
 SMPN 1 Cilacap juga membangun sistem jaringan (network) ke luar negeri dalam rangka pengadaptasian / adopsi kurikulum sekolah negara-negara OECD dan mendapatkan pengalaman yang berguna untuk meningkatkan kompetensi guruguru dalam menerapkan kurikulum adaptif dari Cambridge dalam proses pembelajaran berbahasa Inggris.
Selain itu, para guru telah mendapat pengalaman yang sangat berguna, terutama yang terkait dengan proses belajar, sistem penilaan, pelaksanaan ektrakurikuler, sarana prasarana dan tidak kalah pentingnya adalah kultur sekolah. Terutama terkait dengan kesiapan guru dalam pembelajaran  serta informasi tentang managemen dan sarana prasarana yang diterapkan dan dipersyaratkan diluar negeri agar SMP 1 Cilacap dapat mengimplementasikan di sekolah kami guna suksesnya pelaksanaan rintisan SBI. Dalam membentuk jaringan di dalam/luar negeri para siswa SMPN 1 Cilacap juga sering turut serta berpartisipasi dalam olimpiade nasional / internasional dengan berbagai prestasi yang membanggakan.
3.      Kaitan dengan diskresi :
Dalam penyelenggaraan program RSBI ini, SMP1 Cilacap juga memberikan kesempatan/ akses yang sama kepada seluruh warga negara/ masyarakat. Asas pemerataan dan keadilan juga selalu diterapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, diskresi muncul terkait pembiayaan sekolah. Kelonggaran aturan mengenai pembayaran iuran wajib (SPP/SPI) juga diberikan kepada para siswa yang dinilai kurang mampu secara materi, tetapi berprestasi secara akademis. Mereka bisa melakukan tawar-menawar dengan pihak sekolah, bahkan bisa dibebaskan seluruh pembiayaannya, tentunya ada kriteria tertentu untuk mendapatkan keringanan tersebut. Pembayarannya pun bisa diangsur sesuai kemampuannya.
 Kelonggaran suatu aturan juga nampak berkaitan dengan penggunaan IT dalam proses pembelajaran kelas yang seharusnya pihak sekolah menyediakan fasilitas multimedia yang lengkap, tetapi masih banyak ditemukan adanya keterbatasan, sehingga kadang para siswa diperbolehkan memanfaatkan fasilitas dari luar sekolah untuk mengakses informasi atau harus membawa sendiri peralatan seperti lap top/ notebook milik pribadi para siswa.

B.     SARAN
1.      Kaitan dengan partisipasi :
Implementasi program RSBI di SMPN 1 Cilacap secara umum sudah bisa dikatakan cukup baik. Tetapi masih banyak lagi beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar implementasi RSBI ini berhasil, sehingga dapat berlanjut menuju atau menjadi SBI . Tentunya partisipasi seluruh stake holder yang meliputi kepala sekolah, guru dan karyawan, siswa, dan orang tua perlu ditingkatkan lagi sesuai kapasitas dan perannya masing-masing dalam pengembangan program selanjutnya. Selain itu juga dibutuhkan komitmen yang utuh dan kuat dari para stake holder itu sendiri tanpa terkecuali. Untuk meningkatkan kualitas SDM/ stake holder, berbagai pendidikan dan pelatihan perlu ditingkatkan secara kontinyu dan berkelanjutan. Sistem manajemen sekolah juga diharapkan lebih baik dan terbuka.
2.      Kaitan dengan jaringan (networking) :
Dalam membentuk sistem jaringan (networking) dengan menjalin hubungan interaksi dan kerja sama antara SMPN 1 Cilacap dengan Pemerintah Kota/Kabupaten, Pemerintah Pusat, serta instansi/lembaga lainnya, perlu adanya peningkatan baik secara koordinasi maupun evaluasi/monitoring. Sedangkan dalam tingkat Internasional, kaitannya dengan adopsi atau adaptasi kurikulum dengan negara-negara maju OECD, komunikasi/ koordinasi serta evaluasi dari beberapa pihak juga harus dilakukan secara kontinyu. Pemanfaatan teknologi dan informasi pun diharapkan bisa lebih dioptimalkan, sehingga dalam pencapaian tujuan semua program bisa lebih efektif, fokus , dan berkelanjutan.
3.      Kaitan dengan diskresi :
Diskresi memang diperlukan dalam mengembangkan program RSBI di SMPN 1 Cilacap, apalagi mengingat keterbatasan sumber daya yang ada serta menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di lapangan. Akan tetapi, semua itu haruslah tetap pada koridor nilai yang ada atau tidak menyimpang dari visi dan misi organisasi sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam pembuatan sebuah aturan kebijakan, para stakeholders diharapkan dapat mendesain aturan tersebut secara benar dan jelas, sehingga tidak ada lagi istilah multitafsir dalam pengimplementasiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar